Senin, 21 Februari 2011

Pemerintah Memperhatikan Rakyat?

Pagi tadi hanya gelengan kepala saja yang saya bisa lakukan. Betapa tidak!!, kereta api ekonomi diesel (KRD) jurusan Rangkas Bitung - Pasar Senen yang biasa saya gunakan untuk berangkat kerja ke Jakarta sangat penuh sesak. Para penumpang menggumam berkeluh kesah satu sama lain. Berbagai pertanyaan dan pernyataan keluar dari mulut para penumpang setia KRD itu. 

"Gak bener nih PT. KAI mengeluarkan kebijakan seperti ini, masak untuk mencegah terjadi korban kecelakaan akibat tabrakan kereta diantisipasi dengan mengosongkan gerbong paling depan dan paling belakang. Dengan jumlah gerbong normal saja sudah penuh sesak, apalagi dikosongkan dua!!", celetuk salah seorang penumpang dengan nada kesal dengan pakaian yang sudah setengah basah karena keringat deras yang mengucur akibat hawa panas dan sumpek di dalam gerbong kereta. 

Rupanya itu penyebabnya, sambil kuamati wajah penumpang yang baru saja berbicara tadi. Saya yakin penumpang itu berasal dari Rangkas Bitung. Pantas saja bajunya basah oleh keringat, karena kurang lebih satu setengah jam waktu yang ditempu dari Stasiun Rangkas hingga Stasiun Serpong. Tidak ada yang bisa saya lakukan selain menikmati kesesakan ini diiringi dengan kucuran keringat yang mulai mengalir.

Di dalam gerbong ada tulisan bahwa kapasitas angkut gerbong ini adalah 106 penumpang, namun kira-kira jumlah penumpang hari ini mungkin bisa mencapai 250 atau mungkim 300 penumpang. "Apakah jumlah sebanyak itu dalam satu gerbong diperbolehkan dari segi keselamatan?", gumamku dalam hati, sembari menyeka keringat di wajahku yang juga deras mengalir.
 
Sebentar lagi sampai stasiun Kebayoran, setelah Stasiun Sudimara, Jurang Mangu dan Pondok Ranji dilewati. Di Kebayoran, hampir 1/2 dari jumlah seluruh penumpang turun, sehingga kondisi gerbong sudah tidak sangat sesak. Dan saya pun akhirnya turun di Stasiun Palmerah, melanjutkan dengan berjalan kaki bersama banyak penumpang KRD yang lain menuju ke tempat kerja.

Total gerbong KRD ada 11, dua dikosongkan, pantas saja sangat penuh sesak. "Apakah betoel pemerintah memperhatikan rakyat?". Harusnya pemerintah memberikan pelayanan transpotasi yang baik bagi para penumpang kereta api, karena mereka ini adalah pahlawan lingkungan. Mereka tidak menyumbangkan polusi udara setiap kali berangkat dan pulang bekerja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar