Sabtu, 19 Maret 2011

Keselamatan Rakyat Nomor Satu?


Tiga bulan yang lalu saya melintasi jembatan di Jl. Raya Serpong Lama - Tangerang Selatan, tepatnya setelah SMPN Negeri 1 Serpong dan sebelum Kuburan Keramat Tajug, jika akan menuju BSD. Jembatannya lebar namun ada lubang yang lumayan lebar dan cukup panjang ditengah-tengah jembatan, ditambah lagi sekitarnya gelap karena lampu penerangan jalannya mati. Terbayang saat itu jika ada sepeda motor yang melintas dan salah satu rodanya terperosok ke lubang tersebut, bisa dipastikan akan langsung terjatuh dan mungkin pengendaranya akan mengalami luka yang cukup berat, bahkan kehilangan nyawa.



Jika anda melihat foto di atas yang saya ambil tadi pagi, berapa kira-kira biaya perbaikannya menurut anda? Yang jelas tak sebanyak biaya penyelenggaraan pilkada maupun pilkada ulang. Lalu berapa waktu yang dibutuhkan untuk perbaikan itu?. Bandingkan dengan waktu yang dibutuhkan untuk penyelenggaraan pilkada ulang di Tangerang Selatan. Dari pilkada hingga pilkada ulang butuh waktu kurang lebih tiga bulan. Rumit manakah antara perbaikan jalan dan penyelenggaraan pilkada ulang?. Pertanyaan selanjutnya, “kok bisa yang lebih rumit dan banyak memakan biaya bisa lebih cepat selesainya?”.

“Jalan tersebut meskipun ada di wilayah Tangerang Selatan, merupakan jalan provinsi. Provinsi yang bertanggung jawab dan berwenang untuk memperbaikinya, kami sudah melakukan koordinasi dengan pihak provinsi”. Begitulah jawaban para pejabat dan pemimpin yang saya, juga mungkin anda sudah hapal betul. Jawaban yang kurang memuaskan, cenderung cuci tangan dan lembar tanggung jawab serta tidak ingin disalahkan.

Sekali lagi kita melihat bahwa rakyat tidak ada harganya bagi pemerintah, sampai-sampai nyawa rakyat yang terancam dibiarkan begitu saja. Apa betoel keselamatan rakyat nomor satu?.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar